Bapak Mawardi saya kirim algi jadi 2 kali deh................
LEMBAR JAWABAN
TUGAS TUTORIAL ONLINE I
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Nama : Tina Ari Wirawati
NIM : 282007033
Kelas : P07S1B
Kabupaten : Grobogan
SOAL :
1. Amati Tri Pusat Pendidikan yang mencakup pendidikan informal, formal dannonformal, di lingkungan tempat tinggal Anda !
Beri contoh nama lembaga dan siapa saja yang menjadi pembelajarnya !
2. Bandingkan pendapat ketiga tokoh tersebut pada proses terjadinya interaksi antarinformasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar. Misalnya,Ausubel berpendapat bahwa yang penting materi yang dipelajari siswa harus bermakna.
Bagaimana pendapat tokoh yang lain ?,
3. Coba Anda jelaskan satu penerapan teori Ausubel tersebut pada materi PKn SD !
4. Buatlah masing-masing satu contoh skenario pembelajaran PKn SD dengan model pembelajaran deduktif dan indukatif !
JAWABAN :
1. Tri Pusat Pendidikan merupakan tempat anak untuk mendapatkan suatu pengajaran yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan baik yang bersifat formal maupun non formal.
Tri Pusat Pendidikan terdiri atas :
a. Pendidikan Informal,
Merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak dalam lingkup keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting, terutama orang tua yang menjadi pendidik atau pengajar yang pertama dan utama. Sebelum memasuki bangku sekolah, orang tualah yang akan membentuk kepribadian anak mereka.
b. Pendidikan Formal,
Merupakan pendidikan yang secara umum diberikan di sekolah, yaitu dari jenjang TK, SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Dalam lingkup sekolah, anak-anak akan dididik oleh pengajar atau guru yang sudah prefesional.
c. Pendidikan Non Formal,
Merupakan pendidikan yang diberikan dalam lingkup kemasyarakatan. Anak-anak akan mendapatkan hal yang baru dalam pergaulan mereka dalam masyarakat. Mereka juga akan menyadari arti pentingnya dalam hidup bermasyarakat. Tanpa masyarakat kita tidak akan hidup, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial.
2. Pendapat ketiga tokoh tersebut pada proses terjadinya interaksi antarinformasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar. Dan pendapat belajar menurut tokoh-tokoh lainnya.
Pendapat ketiga tokoh dalam Tri Pusat Pendidikan :
a. Orang Tua ( Pendidikan Informal )
Terjadinya interaksi antar informasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar yaitu orang tua sebagai pendidik di rumah, maka mereka hanya memberikan perubahan pada anak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Sehingga pendidikan orang tua akan menjadi pondasi pendidikan di usia sekolah.
b. Guru dan Dosen ( Pendidikan Formal )
Terjadinya interaksi antar informasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar yaitu para pengajar telah mendapattkan pendidikan sebagai seorang pengajar yang profesional, maka mereka akan memberikan pelajaran dan pengetahuan baru kepada anak didik sesuai dengan jenjang usianya. Anak didikpun akan mendapatkan hal-hal yang baru sesuai dengan kurikulum yang ada.
c. Tokoh Masyarakat ( Pendidikan Non Formal )
Terjadinya interaksi antar informasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar yaitu darlam lingkungan, masyarakatlah yang akan menjadi pengajar mereka. Apa yang akan didapat dari masyarakat itulah yang di sebut dengan pergaulan. Selain di sekolah, anak-anak juga akan mempunyai teman di lingkungna masyarakat. Di lingkungan masyarakat inilah anak akan lebih cepat memperoleh pengalaman baru dari pada harus belajar di sekolah. Sehingga sebagai orang tua, harus memperhatika pula pergaulan anak-anaknya dalam lingkungan masyarakat.
Pendapat para tokoh mengenai belajar :
a. Thorndike,
Teori belajar menurut Thorndike, menyatakan bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan atau memuaskan. Sebaliknya, jika hasil tersebut tidak membawa dampak menyenangkan, maka seseorang tidak melaksakan pekerjaan tersebut.
b. Skinner
Teori belajar menurut Skinner, menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Dengan adanya perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon serta adanya penguatan positif dan penguatan negatif.
c. Robert M. Gagne
Teori belajar menurut Robert M. Gagne , menyatakan bahwa terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi. Faktor dari luar (eksternal) yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar, dan faktor dari dalam (internal) yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa. Dan menurut Gagne hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal siswa.
d. Piaget
Teori belajar menurut Piaget, menyatakan bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahap dari berpikir intelektual kongkrit ke abstrak secara berurutan. Pikiran manusia mengalami perkembangan yang mempengaruhi proses berpikirnya, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru perlu memikirkan tingkat perkembangan intelektual siswa. Saat siswa belajar dalam diri siswa terjadi interaksi antara pengamatan atau pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki, yang diberi istilah asimilasi dan akomodasi.
e. Bruner
Teori belajar menurut Bruner, menyatakan bahwa terdapat tiga tahap proses belajar, yaitu :
(1) Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru.
(2) Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan
(3) Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa.
f. Ausubel
Teori belajar menurut Ausubel, menyatakan bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang dipelajari bermakna. Kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Jika informasi atau pengalaman baru bermakna bagi siswa, maka siswa dapat memahaminya dengan mudah dan sedikit kemungkinan mengalami kesulitan dalam menyusun suatu kesimpulan yang merupakan hasil interaksi antara pengetahun baru dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Jadi kebermakmaknaan suatu bahan ajar sangat ditentukan oleh keterkaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki anak didik, bukan dari proses mendapatkan pengetahuan tersebut.
Penerapan teori Ausubel terhadap materi PKn SD.
Teori Ausubel mengatakan, bahwa pembelajaran harus mempunyai materi ajar yang bermakna. Sehingga penerapan teori Ausubel terhadap materi PKn SD yang dimaksudkan, yaitu :
Pada pembelajaran PKn SD yang menyiapkan materi ajar yang lebih bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kunci keberhasilan belajar anak terletak pada kebermaknaan materi ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Jika informasi atau pengalaman baru bermakna bagi anak, maka anak akan dapat memahaminya dengan mudah dan sedikit kemungkinan mengalami kesulitan dalam menyusun suatu kesimpulan yang merupakan hasil interaksi antara pengetahun baru dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Jadi kebermaknaan suatu materi anak didik, bukan dari proses mendapatkan pengetahuan tersebut.
Ada banyak metode pembelajaran dalam menyampaikan meteri ajar, bahkan dengan metode ceramahpun, asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistimatis, akan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Sehingga anak dalam mempelajari materi PKn SD akan dapat lebih bermakna.
Skenario pembelajaran PKn SD,
a. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Induktif
Pembelajaran dengan pendekatan induktif merupakan pembelajaran yang diawali dengan cara memberikan contoh-contoh dan diakhiri dengan suatu kesimpulan.
Contoh skenarionya :
Pembelajaran PKn SD kelas II dengan topik “ Kejujuran “.
Mengawali pembelajaran PKn dengan cara memberikan beberapa contoh, yaitu sebagai berikut :
Pak Dani dan Bu Rina mempunyai seorang anak yang bernama Lidia. Keluarga mereka sangat bahagia dan sejahtera. Lidia adalah anak satu-satunya yang kini telah duduk di bangku kelas 4 SD.
° Ketika di sekolah, Pak Guru mengadakan ulangan harian. Lidia dan teman-temannya telah siap menghadapi ulangan pada hari itu. Ketika ulangan Lidia mengalami kesulitan, ada beberapa soal yang tidak ia temukan jawabannya. Padahal Lidia sudah belajar tadi malam, ia mencoba mengingat-ingat bahan ulangannya. Dan Lidiapun juga tahu bahwa jawaban soal itu tidak ada di buku. Lidia berpikir untuk melihat buku catatannya, tetapi ia tidak melakukannya. Karena Lidia tahu bahwa yang paling penting ia bisa mengerti pelajarannya bukan asal ia mendapatkan nilai.
Di bawah ini adalah gambar Lidia ketika mengerjakan ulangan harian di sekolah.
° Pagi-pagi Lidia bangun dan pergi ke dapur untuk membuatkan the hangat untuk ayahnya. Ia mengambil the dan gula untuk dituangkan ke dalam gelas. Tetapi tiba-tiba praaaaang !, gelas itu terjatuh dan pecah. Lidia ketakutan dan pecahan gelas itu dimasukkan kedalam sebuah kantong dengan hati-hati. Kantong itu diletakkan didekat tempat sampah. Tak lama kemudian ibu pulang dari pasar. Lidia takut apabila dimarahi ibunya. Ibu bertanya mengapa Lidiadiam saja ?, dengan suara pelan Lidia menceritakan gelas yang pecah tadi. Ibu tidak marah kepada Lidia, ibu senang dan bangga karena Lidia berkata jujur. Dan ibu menasehati agar lain kali hati-hati, jika tidak hati-hati Lidia bisa terluka.
Di bawah ini adalah gambar Lidia ketika memecahkan gelas dan ketika dia berterus terang kepada sang ibu.
° Ketika ibu akan memasak tenyata minyak gorengnya habis, ibu lupa membeli di pasar tadi pagi. Akhirnya ibu menyuruh Lidia untuk membelikannya minyak goreng di toko sebelah. Setlah tiba di took ia meminta minyak goring kepada penjualnya sebanyak satu liter. Harga minyak goring itu Rp. 9.000,00 dan Lidia memberikan uang Rp. 10.000,00 kepada penjual. Tentu saja Lidia akan mendapatka uang kembalian Rp. 1.000,00. Setelah diberi uang kembalian Lidia segera pulang. Tetapi penjual itu memberi uang kembalian sebanyak Rp. 2.000,00 kepada Lidia sehingga ia bergegas dan mengembalikan uang ke toko lagi. Penjual meras senang akan kejujuran Lidia. Lidia telah berbuat jujur.
Dari beberapa contoh di atas yang menceritakan tentang keluarga pak Dani, yang mempunyai seorang anak yang bernama Lidia. Dari contoh di atas tadi adalah kejadian- kejadian yang di alami oleh Lidia.
Sehingga anak disuruh menetapkan apakah Lidia termasuk sebagai anak yang jujur atau tidak jujur ?
Dan menarik kesimpulan mengenai kejujuran. Apa arti jujur dan apa manfaat dari jujur itu ?
b. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif merupakan pembelajaran yang diawali dengan memberikan kesimpulan atau inti dari pembelajarannya dan dilanjutkan dengan memberikan contoh-contohnya.
Contoh skenarionya :
Pembelajaran PKn SD kelas II dengan topik “ Hidup Rukun “.
Mengawali pembelajaran PKn dengan memberikan kesimpulan atau inti dari pembelajaran, yaitu :
° Memberitahukan kepada anak-anak , bahwa pada pertemuan hari ini kita akan belajar mengenai “ Hidup Rukun “.
Hidup rukun adalah hidup secara bersama-sama tanpa adanya pertengkaran. Sesama manusia kita harus hidup secara berdampingan dan saling menghormati.
Berikut ini adalah contoh-contoh yang mencerminkan hidup rukun :
² Pak Haris dan Ibu Haris mempunyai dua orang anak, namanya Hari dan Hendra, dan Heno. Keluarga mereka adalah keluarga yang sangat bahagia. Mereka tidak pernah bertengkar, apabila ada suatu masalah, mereka akan menyelesaikan dengan baik tanpa harus adanya pertengkaran. Keluarga mereka sering berkumpul bersama-sama sambil bercanda. Bahkan juga sering melakukan kebersihan rumah bersama ketika hari liburan.
Di bawah ini adalah gambar dari kegiatan keluarga pak Haris :
² Ketika di sekolah pun Hari, Hendra dan Heno yang selalu bermain bersama teman-temanya. Meskipun dalam bermain sering terjadi kesalahan, masing-masing dari mereka menyadari dan memaafkannya. Sehingga mereka mempunyai banyak teman. Ketika istirahatpun, kami sering bermain bersama- sama.
Di bawah ini adalah gambar anak – anak Keluarga pak Haris ketika di Sekolahan :
Dari kesimpulan hidup rukun itulah, anak-anak dapat menjelaskan dan memberikan contoh mengenai hidup rukun. Mereka juga bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
TINA ARI WIRAWATI
282007033
P07S1B