Jumat, 22 Februari 2008

SUWARDI/SWA2007PJJ/282007009

Kepada:

Yth Bpk.Mawardi

Di Tempat.

Dari : Suwardi

Nim :282007009

Kelas :Sw.A.

Jawaban

  1. Dalam pendidikan informal:peran anggota dalam keluarga sanngat besar,terutama oleh orang tua,

Dalam pendidikan formal:peran anggota dalam sekolah sangat besar,karena seklah merupakan pendidikan yang ke dua.

Dalam pendidikan non formal:peran anggota dalam masyarakat sangat besar,terutama tokoh dalam masyarakat.

  1. Pendapat tokoh yang lain adalah:

Thorndike berpendapat seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberi rasa menyenangkan dan memuaskan.

Menurud Skiner berpendapat bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar.

Menurud M Gagne berpendapat bahwa terjadinya belajar seseorang karena di pengarhi factor dari luar dan factor dari dalam diri orang.

Menurud Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahan dari berpikir intelektual.

Menurud Bruner beredapat bahawa kegiatan belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan seidri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.

  1. Pembelajaran proses lingkungan seseorang secara di sengaja

untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku tertentu,sehingga dalam kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu juga. Pembelajaran merupakan system lingkungan yang biasa untuk menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik dengan di dukung oleh seperangkat pelengkapan sehingga terjadi pembelajaran.jadi dalam pembelajaran semua kegiatan guru di arahkan untuk membantu siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran,ketrampilan,sikap,kerohanian dan sebagainya.untuk dapat membantu siswa secara baik,guru harus benar-benar merencanakan dengan matang,,daan untuk ini guru perlu mengatur latar belakang serta kemampuan dasar siswa.yang di maksud latar belakang siswa ini bukan sekedar latar ekonomi,lingkungan,asal sekolah,orang tua dan sebagainya,tetapi juga keberadaan siswa di kelas.pelajaran Pkn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan effektif.

  1. Dalam pendidikan indukatif penyajianya bahan ajar di mulai dari contoh kongrit yang mudah di pahami siswa,berdasarkan contoh-contoh siswa di harap mampu mengurus suatu kesimpulan di bawah bimbingan guru.semakin banyak contoh yang di berikan semakin besar pula tingkat kebenaran .

Contoh:

Saya akan melaksanakan pembelajaran di SD dengan topik Disiplin

Saya awali dengan memeberi contoh-contoh:Misalnya:Pada suatu keluarga dengan tiga anak di SD,dan di kelas yang sama,ada aturan bahwa sepulang sekolah,anak-anak harus membantu orang tua,harus cuci tangan,menaruh pakaian pada tempatnya,dari tiga anak tadi pasti ada yang melakukan dan pasti ada yang tidak,.skenario di informasian kepada siswa(langsung oleh guru)dari itu anak di suruh menetapkan siapa yang Disiplin dan siapa yang tidak,kemudian di akhiri dengan kesimpulan apa yang di maksud dengan Disiplin.

Jadi,dalam pembelajaran pendekatan indukatif di awali dari contoh-contoh dan di akhiri dengan kesimpulan.Sedangkan yang sebaliknya di namakan Deduktif.

Mata pelajaran : PKn

Kelas : IV

Semester :1

Model pembelajaran : Bermain Peran

Standard Kompetensi

1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan

Kompetensi Dasar

1.1 Menjelaskan proses pemilu dan Pilkades

Indikator

1.1.1 Bermain peran dalam pelaksaanaan pemilu

Langkah – langkah pembelajaranya

1. Guru menggajak siswa untuk mengunjungi kegiatan pemilihan Kepala Desa yang ada di daerahnya dan guru meminta siswa untuk mengamati proses dan tata cara pemilihan kapala desa yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa.

2. Pada pertemuan berikutnya, guru memberikan penjelasan tentang sistem pemerintahan yang ada di desa

3. Guru meminta siswa untuk bermain peran

4. Guru menjelaskan dan memilih peran tentang cara pemilihan kepala desa/lurah, yang merupakan salah satu perwujudan dari kinerja sebagai perwujudan pelaksanaan sistem pemerintahan desa dan kecamatan.

5. Guru menjelaskan tentang tata cara bermain peran.

Cara bermain peran

· Pertama-tama guru dan siswa menata ruang dikelas. Dua baris bangku depan diundurkan karena akan digunakan untuk bermain peran.

· Guru memberi tahu kepada anak yang tidak bermain peran agar

menjadi pemilih sekaligus mencatat tata cara yang digunakan dalam

pemilihan.

· Guru menyiapkan gambar-gambar yang akan digunakan untuk pemilihan misalnya gambar padi, jagung dan ketela

· Guru memilih setiap siswa yang akan bermain peran.

Rudi membawa simbol gambar padi sebagai wakil dari Bapak Dedi

Arin membawa simbol gambar jagung sebagi wakil dari Ibu Siti

Dika membawa simbol gambar ketela sebagi wakil dari Bapak Budi

· Semua siswa diminta untuk memilih gambar mana yang nantinya akan mereka jadikan pemimpin dengan cara mencoblos di tengah pada gambar.

· Hasil kertas suara yang telah dicoblos, kemudian dimasukkan ke kotak suara yang telah disediakan guru.

· Setelah selesai, penghitungan suara dimulai dengan cara membuka satu-satu kertas gambar.

· Guru memberitahu aturan penghitungan suara yaitu bila gambar dicoblos ditengah-tengah gambar/di pinggir gambar asalkan masih di dalam kotak maka sah, jika gambar dicoblos di luar kotak maka tidak sah.

· Dari hasil penghitungan yang menjadi pemimpin adalah Ibu Siti karena mendapat suara terbanyak.

6. Setelah permainan selesai, guru menamkan nilai moral sebagai perwujudan pelaksanaan sistem dengan program pemilihan kepala desa apabila selama perhitungan suara ada yang tidak setuju dengan berbagai alasan karena mendapatkan suara sedikit maka guru harus segera menegaskan bahwa sistem pemilihan ini sudah sesuai dengan prosedur.

7. Guru menjelaskan pemimpin yang baik tidak boleh sombong dan harus tetap baik pada masyarakat, dan bagi yang tidak terpilih tidak boleh marah dan harus mendukung program Bu Siti untuk memajukan desa.

Dari bermain peran tadi, memberikan pengalaman dan pengetahuan yang bermakna bagi siswa. Makna yang diperoleh siswa antara lain :

- Siswa dapat mengetahui tata cara pemilihan kepala desa

- Siswa dapat bermain peran sambil belajar

- Memeberikan pengalaman baru siswa yaitu melakukan pencoblosan pada simbol gambar secara langsung.

4. Contoh sekenario pembelajaran PKn SD dengan model Induktif dan deduktif.

a. Model Deduktif

Mata pelajaran : PKn

Kelas : III

Semester : II

Pokok bahasan : Hidup tertib dan disiplin

Standar Kompetensi

1. Membiasakan hidup tertib dan disiplin di sekolah

Kompetensi dasar

1.1 Menjelaskan hidup tertib dan disiplin di sekolah

1.2 Melaksanakan hidup tertib dan disiplin di sekolah

Langkah- langkah kegiatan

- Guru bercerita tentang seorang anak yang bernama Kiki yang selalu datang sekolah tepat pada waktunya, selalu memakai seragam sekolah, selalu belajar setiap malam, selalu mengerjakan PR, dan di sekolah selalu memperhatikan guru bila gurunya mengajar.

- Guru menempelkan gambar pada papan tulis tentang anak yang tertib dan berdisiplin di sekolah.

- Guru mulai menceritakan tentang gambar yang ada di papan tulis tentang contoh-contoh perilaku anak yang selalu tertib dan disiplin di sekolah. Guru menunjukkan gambar anak yang selalu tertib dan disiplin di dalam kelas. Misalnya gambar anak yang selalu memperhatikan dan mendegarkan guru dengan sungguh-sungguh sewaktu gurunya menerangkan.

- Guru mengajukan pertanyaan pada siswa siapa diantara kalian yang sering mengerjakan piket sekolah? Semua siswa diberi kesempatan untuk menjawabnya.

- Guru menunjukkan lagi contoh anak yang tertib dan disiplin di sekolah misalnya anak yang selalu datang sekolah tepat pada waktunya. Kemudian guru meminta siswa menyanyikan lagu “ Aku Cah Sekolah “ secara bersama-sama yang mendukung ketertiban dan kedisiplinan di sekolah.

- Guru bersama siswa menyimpulkan bersama sama bahwa anak yang selalu datang sekolah tepat waktunya, selalu memakai seragam sekolah, selalu mengerjakan PR dan selalu piket itu berarti anak yang tertib dan berdisiplin. Jadi tugas seorang anak sekolah harus tertib dan berdisiplin serta mentaati peraturan atau tata tertib yang ada di sekolah supaya tidak kena hukuman.

- Guru menegaskan kembali bahwa hidup tertib dan disiplin di sekolah itu sangat penting supaya di sekolah kita bisa melaksanakan proses belajar dengan nyaman dan tertib.

Tugas

- Guru meminta siswa : coba kalian beri contoh anak yang tertib di dalam kelas.

- Guru memberikan penjelasan lagi : Bahwa anak yang selalu datang sekolah tepat pada waktunya, selalu mengerjakan PR, selalu memakai seragam sekolah dan selalu mengerjakan piket itu termasuk anak yang tertib dan berdisiplin.

- Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa untuk mencatat anak yang tidak tertib dan tidak disiplin di sekolah selama dua hari secara berkelompok. Hasik pekerjaan di kumpulkan pada pertemuan berikutnya.

a. Model Induktif

Mata pelajaran : PKn

Kelas : II

Semester : I

Pokok bahasan : Kedisiplinan

Standar Kompetensi

1. Membiasakan disiplin di rumah, di sekolah dan di masyarakat

Kompetensi dasar

1.1 Menjelaskan pentingnya disiplin di rumah, di sekolah dan dimasyarakat

1.2 Melaksanakan disiplin dirumah, di sekolah dan di masyarakat

Langkah- langkah kegiatan

- Guru menceritakan tentang penerapan hidup disiplin dalam berbagai kehidupan.

- Guru memberikan contoh sikap disiplin dan tidak disiplin di rumah, di sekolah dan di masyarakat.

- Guru meminta siswa untuk memberikan 2 contoh disiplin di rumah, di sekolah dan di masyarakat.

- Guru memasang gambar anak yang disiplin dan tidak disiplin di papan tulis. Kemudian guru menceritakan satu contoh gambar anak yang selalu berdisiplin di sekolah, supaya anak mudah memahami materi kedisiplinan.

- Guru meminta siswa untuk menunjukkan pada gambar anak yang disiplin di rumah, di sekolah, dan di masyarakat dan menunjukkan gambar anak yang tidak disiplin.

- Guru menjelaskan tentang manfaat hidup disiplin baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Kemudian diteruskan dengan penyajian materi yang menujukkan akibat dari orang yang tidak disiplin, yang diselingi dengan menyanyikan lagu “ Bangun Tidur” secara bersama-sama yang mendukung hidup disiplin di dalam rumah.

- Guru bertanya tentang akibat tidak disiplin di rumah, di sekolah dan di masyarakat, kemudian siswa menjawab pertanyaan dan menulisnya di papan tulis.

- Sebagai pemantapan, guru meminta siswa untuk membuat jadwal kegiatannya sehari-hari selama satu hari.

- Guru bersama siswa membuat kesimpulkan dari contoh-contoh

gambar, contoh lagu/nyanyian, contoh anak yang selalu belajar di rumah, contoh anak yang masuk sekolah tepat pada waktunya, contoh anak yang mentaati peraturan lalulintas. Contoh tersebut merupakan perbuatan yang menunjukkan bahwa kita harus disiplin baik di rumah, sekolah dan masyarakat kapanpun dan dimanapun kita berada.

- Guru membuat penegasan bahwa kita wajib berdisiplin baik dirumah, di sekolah dan di masyarakat, supaya hidup kita tentram dan damai.

- Guru juga menegaskan akibat jika kita tidak hidup berdisiplin.

Tugas

- Guru meminta siswa : coba kalian beri satu contoh anak yang berdisiplin di rumah, sekolah dan di masyarakat.

- Guru memberikan penjelasan lagi : kita harus disiplin baik di rumah, sekolah dan di masyarakat kapanpun dan dimanapun kita berada supaya hidup kita tentram dan damai.

- Sebagai tindak lanjut, siswa ditugasi membuat kliping portofolio sederhana secara berkelompok tentang anak yang disiplin di rumah, disekolah dan di masyarakat dan dikumpulkan minggu depan.

Tidak ada komentar: