Jumat, 22 Februari 2008

Supriyanto/SWA2007PJJ/282007026

Tugas Inisiasi I

Pembelajaran PKn SD

Nama : Supriyanto

Kelas : SWA2007PJJ

NIM : 282007026

Penugasan Inisiasi 1

1. Hasil observasi Tri Pusat Pendidikan yang mencakup pendidikan informal, formal dan nonformal.

a) Pendidikan informal adalah pendidikan yang diberikan didalam keluarga, disini yang berperan sebagai pembelajarnya yaitu Ibu dan Bapak. Dari sejak lahir anak sudah mendapatkan pendidikan, disini yang berperan didalam keluarga adalah ibu, beliau mengajarkan anak untuk berbicara yaitu mengucapkan kata demi kata hingga jelas sehingga ibuk tau apa yang dimaksud anaknya. Setelah belajar mengucapkan kata anak memahami apa maksud dari ucapan kata itu. Semakin tumbuh anak pendidikannya juga bertambah yaitu belajar untuk makan sendiri, belajar mandi, merapikan tempat tidur, belajar gosok gigi dan masih banyak lagi .

b) Pendidikan formal adalah pendidikan yang diberikan di sekolah disini yang berperan adalah guru yang bertugas di sekolah tersebut. Di Sekolah Dasar tempat saya mengajar SD NEGRI SUMURBOTO di ketuai oleh Ibu Sumarni . di SD ini anak – anak mendapatkan pendidikan social, pendidikan berhitung, pendidikan sains, pendidikan olah raga, agama ketrampilan tataboga dan masih banyak lagi pendidikan yang diberikan di sekolah. Di kelas satu anak – anak di ajarkan menulis, berhitung dan membaca. Ini adalah modal pertama yang harus dikuasai anak untuk nantinya naik ketingkat selanjutnya.

c) Pendidikan nonformal

Di desa tempat saya tinggal ada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan pada anak yang putus sekolah dan ingin sekolah lagi, orang tua yang buta aksara dan yang sudah lulus dari SD ingin melanjutkan ketingkat SLTP.

Lembaga untuk mendidik anak yang putus sekolah yaitu Kejar Paket A, untuk melanjutkan setingkat SLTP yaitu Kejar Paket B, untuk setingkat SLTA yaitu Kejar Paket C. Sebagai pembelajarnya adalah Bapak Suripan, beliau juga Guru SD yang bertugas di SD Sumurboto. Pendidikan yang diberikan disini hampir sama dengan pendidikan di sekolah umum. Sedangkan lembaga Keaksaraan Funsional ( KF ) diberikan pada mereka yang tidak bisa membaca dan menulis. Pendidikan ini diberikan pada waktu ada acara pertemuan mingguan yang diadakan ibu – ibu setelah selesai acara baca tahlil bersama. Sebagai pembelajarnya adalah Ibu Teguh Sukarti, beliau juga guru yang bertugas di sekolah Taman Kanak-Kanak Pertiwi I Sumurboto. Ibu Teguh memberikan pendidikan membaca dan menulis disela-sela waktu acara baca tahlil, beliau juga menghimbau pada ibu-ibu betapa pentingnya membaca. Dengan membaca orang bias tau berita, tambah pengetahuan dan tidak mudah dibodohi.

2. Perbandingan teori belajar menurut Robert M Gagne, Piaget, Bruner menurut proses terjadinya interaksi yang masuk

Robert M Gagne

Belajar dipengruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor eksternal dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Jika dia mempunyai

kemampuan kognitif yang mendukung tetapi lingkungannya tidak mendukung

maka proses belajar tidak akan berhasil. Faktor internal dipengaruhi oleh keadaan

kognitif anak. Walaupun kognitif anak baik dan mendukung tetapi materinya

tidak menarik, maka belajar anak tidak akan maksimal.

Piaget

Materi belajar merupakan suatu perkembangan bertahap dari berfikir intelektual

konkret dan abstrak. Jadi materi yang dipelajari harus bertahap dimulai dari

konkret – semi konkret – semi abstrak – abstrak. Jadi materi yang diberikan tidak

boleh langsung abstrak.

Bruner

Belajar merupakan proses. Guru hanya memfasilisator pembelajaran siswa

3. Penerapan teori Ausubel pada materi PKn SD

Dalam materi PKn SD kita gunakan teori belajar David Ausubel sebagai contoh materi PKn kelas tiga yaitu Harga Diri. Guru memberikan materi dengan ceramah kemudian siswa menyimpulkan mengenai materi harga diri. Harga diri atau martabat/derajat orang lebih tinggi dari pada hewan, karena manusia diciptakan oleh Tuhan diberikan akal pikiran sehingga bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sedangkan hewan tidak. Dengan materi yang diberikan dan contoh yang diperoleh dari siswa itu sendiri maka siswa akan tau betapa pentingnya harga diri. Harga diri akan tetap terjaga dengan menjaga keharmonisan keluarga, saling menghargai sesama teman, tidak mencemooh teman. Setelah materi dan pemberian tugas diberikan pada siswa nantinya dapat merubah perilaku siswa .

4. Contoh scenario pembelajaran PKn SD dengan model pembelajaran Deduktif dan

induktif

Pembelajaran Pkn dengan pembelajaran Deduktif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan kewarganegaraan

Kelas / Semester : IV / II

Materi : Nilai – Nilai Pancasila

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)

STANDAR KOMPETENSI

* Menampilkan nilai-nilai Pancasila

KOMPETENSI DASAR

* Kemampuan menghayati budaya luhur bangsa Indonesia.

INDIKTOR

* Melaksanakan nilai-nilai pancasila.

* Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

HASIL BELAJAR

· Siswa dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai

yang terkandung dalam Pancasila.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

I. Kegiatan Awal

a). Sebelum mengabsen siswa bersama guru berdoa sesuai keyakinan masing-

masing.

b). Appersepsi dengan menyanyi lagu nasional “ Garuda Pancasila “

II. Kegiatan Inti

a). Guru menjelaskan materi pelajaran

b). Siswa diminta untuk membaca buku materi PKn mengenai Nilai-Nilai

Pancasila.

c). Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dibaca.

d). Guru meminta siswa untuk menyebutkan naskah pancasila dari sila I - sila V.

e). Kemudian guru menjelaskan makna atau nilai-nilai yang terkandung dalam

naskah pancasila.

f). Guru meminta siswa untuk memberikan contoh nilai-nilai pancasila setelah

mendengar penjelasan dari guru.

g). Kemudian guru meminta siswa untuk menerapkan nilai-nilai pancasila

didalam kehidupan sehari-hari.

III. Kegiatan Akhir

Guru memberi tugas siswa untuk membuat kesimpulan tentang pelajaran yang

telah dibahas dan mencatat materi yang penting.

METODE

Ceramah, Tanya jawab.

SUMBER DAN BAHAN

Buku paket Penerbit Erlangga.

PENILAIAN

Penilaian dilakukan secara lisan ( siswa ditugasi untuk menghafal naskah

pancasila dan menyebutkan nilai-nilai yang terkandung didalam sila-sila

pancasila).

Pembelajaran PKn dengan pembelajaran induktif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : IV / I

Materi : Pemerintah Desa dan Kecamatan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

STANDAR KOMPETENSI

Memahami system pemerintahan desa dan kecamatan

KOMPETENSI DASAR

Menggambar struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan

INDIKATOR

Menggambar struktur organisasi pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.

Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara pemerintah desa dan kelurahan.

HASIL BELAJAR

Siswa dapat menggambar bagan struktur organisasi desa dan kecamatan.

Siswa dapat menjelaskan tugas-tugas dari lembaga pemerintah desa dan kecamatan

berdasar struktur organisasinya.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

I. Kegiatan Awal

a). Siswa menyimak penjelasan guru tentang proses pembelajaran yang akan di capai

b). Siswa membentuk kelompok diskusi.

c). Siswa menyiapkan materi

II. Kegiatan Inti

a) Siswa mencermati materi dalam buku yang berkaitan dengan struktur organisasi pemerintahan desa.

b) Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya dengan kelompok

c) Siswa menggembar struktur organisasi pemerintahan desa dan penjelasan seperlunya.

d) Siswa mendiskrepsikan struktur organisasi pemerintahan desa dan disimak oleh kelompok lain.

e) Siswa memperhatikan klarifikasi guru.

III. Kegiatan Penutup

Siswa menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan struktur organisasi

pemerintahan desa.

METODE PEMBELAJARAN

Pengalaman, diskusi dan tugas

SUMBER DAN BAHAN

1) Buku pendidikan kewarganegaraan SD kelas IV, hal: 1-7

2) Lingkungan kantor setempat

3) Perpustakaan.

PENILAIAN

Tes tertulis.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat!

1) Gambarlah struktur organisasi pemerintahan desa .

2) Jelaskan persamaan dan perbedaan antara pemerintah desa dan kelurahan .

3) Jelaskan tugas lembaga yang ada pada struktur pemerintahan desa.

4) Siapa nama pejabat yang duduk dalam struktur organisasi desa di tempatmu?

Tidak ada komentar: