Jumat, 22 Februari 2008

Nanik Ernawati 282007012 TO 1 PKn

Nama : Nanik Ernawati
NIM : 282007012
Kelas : SW A
Asal : Blora
HP : 081 325 086 350


TO 1 PKn


1. Amati tri pusat pendidikan yang mencakup pendidikan informal, formal, dan non formal di lingkungan tempat tinggal anda.

Pendidikan Formal terikat oleh departemen resmi dan mengikuti peraturan yang telah dibuat departemen tersebut. Misalnya, Depdiknas, Depag.
Dalam pelaksanaannyapun harus sesuai aturan pemerintah. Misalnya untuk menetapkan kurikulum yang digunakan, menentukan hari libur, dan sebagainya.

Pendidikan Informal tidak terikat oleh aturan departemen resmi, tetapi dalam pendirian lembaganya membutuhkan surat ijin resmi dari pejabat pemerintah,misalnya Bupati, dan dapat membuat aturan sendiri dalam pelaksanaan dan dalam menentukan hari libur misalnya.

Pendidikan Non Formal tidak terikat oleh aturan manapun, selama pelaksanaannya tidak melanggar hukum dan aturan yang berlaku di daerah tersebut, maka tidak masalah. Dan juga tidak memerlukan ijin dari suatu departemen atau pejabat resmi. Pelaksanaannyapun tidak mengikuti aturan tertentu.

Contoh nama lembaga & siapa saja yang menjadi pembelajarannya ?

Contoh lembaga pendidikan informal :
Lembaga Pendidikan PRIMAGAMA.
Tentor : Ir. Efendi Sitorus,
Budi Rudianto,
S.Pd, Khoirul, S.Pd,
Mashur,S.Pd.
Dian Noviana
Nanik Ernawati

Contoh Lembaga Pendidikan Formal :
SD Mojowetan 1.
Pengajar : Suparso, S.Pd
Nyatmi, S.Pd
Joko Kunarman, S.Pd
Muratmi, S.Pd
SLTP Banjarejo 1
Pengajar : Saripin, S.Pd
Lilik, S.Pd
Yoko, S.Pd
Ignatius Margana, S.Pd

Contoh Lembaga Pendidikan Non Formal :
Belajar Agama Islam di Mushola Al Hikmah.
Pengajar : Muslimin
Sholikin
Alie Shodikin
Widji Khironi

Belajar agama Kristen di rumah guru.
Pengajar : Ignatius Margana.

2. Membandingkan pendapat ketiga tokoh pada proses terjadinya interaksi antar informasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar.

- Teori belajar menurut B.F. Skinner merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif yang mengakibatkan perubahan dalam kemungkinan atau peluang adanya respon.
Penguatan dan ganjaran ( menggembirakan ) merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses belajar, sehingga dengan penguiatandapat meningkatkan suatu respon tertentu.
Penguatan ada dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif cenderung meningkatkan pengulangan tingkah laku. Sedang pengutan negatif merupakan sesuatu yang jika dihapuskan akan menguatkan tingkah laku.

- Teori belajar menurut Robert M. Gagne
Gagne berpendapat bahwa terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi. Faktor dari luar (eksternal) yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar, dan faktor dari dalam (internal) yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa. Keadaan internal menunjukkan pengetahuan dasar (yang berkaitan dengan hahan ajar), sedangkan proses kognitif menunjukkan bagaimana kemampuan siswa mengolah/mencerna bahan ajar.
Kondisi internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dan dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar.
Menurut Gagne, ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon, dan penguatan; dan (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum. Dengan demikian menurut Gagne hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal siswa.

- Toeri belajar menurut Piaget
Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahap dari berpikir intelektual kongkrit ke abstrak secara berurutan melalui empat tahap. Urutan tahapan itu tetap bagi setiap orang, tetapi usia kronologis bagi setiap orang yang memasuki tiap tahap berpikir berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing individu.
Keempat tahap tersebut adalah:
(1) tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun,
(2) tahap pra-operasional pada usia 2-7 tahun,
(3) tahap periode operasi kongkrit pada usia 7-12 tahun,
(4) yang terakhir adalah tahap operasi formal pada usia 12 tahun ke atas.
Istilah “operasi” di sini dimaksudkan suatu proses berfikir logis yang merupakan aktivitas mental (bukan aktivitas sensori motor).
Piaget berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap asimilasi, tahap akomodasi dan equilibrasi/penyeimbangan.
Dengan demikian teori Piaget menunjukkan bahwa pikiran manusia mengalami perkembangan yang mempengaruhi proses berpikirnya, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru perlu memikirkan tingkat perkembangan intelektual siswa. Saat siswa belajar dalam diri siswa terjadi interaksi antara pengamatan atau pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki, yang diberi istilah asimilasi dan akomodasi.

- Teori belajar menurut Bruner
Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.
Dalam hal ini Bruner membedakan teori belajar menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
(1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru,
(2) tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain,
(3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
Bruner berpendapat bahwa mata pelajaran apapun dapat diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual, bahkan dalam tahap perkembangan manapun. Bruner beranggapan bahwa anak kecilpun akan dapat mengatasi permasalahannya, asalkan dididik berdasarkan kurikulum yang berisi tema-tema hidup,
Pada teori belajar Bruner terdapat tiga tahap proses belajar, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa.

3. Jelaskan satu penerapan teori ausubel tersebut pada materi PKn SD

Misalnya pada materi :
Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.
Pada materi ini kita gunakan teori Ausubel ( kebermaknaan )

Siswa ditanya jenis-jenis budaya indonesia yang diketahuinya.
Dari beberapa jenis-jenis budaya indonesia yang disebutkan siswa tadi, guru bersama dengan siswa mengidentifikasi jenis-jenis budaya indonesia yang pernah ditampilkan di luar negeri. Kemudian guru menjelaskan manfaat ditampilkannya budaya Indonesia di luar negeri.

Dengan demikian siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan penjelasan yang baru diperoleh dari guru. Sehingga pembelajarannya akan bermakna.


4. RPP PKn SD dengan model pembelajaran deduktif dan induktif.

Contoh RPP PKn di SD dengan model pembelajaran deduktif


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester : IV / 2
Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 1 x Pertemuan )


I. Standar Kompetensi
- Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.

II. Kompetensi Dasar
- Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

III. Indikator
- Menjelaskan pengertian globalisasi di lingkungannya.
- Mengidentifikasi contoh-contoh globalisasi di lingkungannya.

IV. Materi Pokok
Pengertian globalisasi di lingkungannya.
Contoh-contoh globalisasi di lingkungannya.

V. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal
· Apersepsi
· Berdo’a dan mengecek kehadiran siswa.

2. Kegiatan Inti
· Menjelaskan pengertian globalisasi.
· Menjelaskan pengertian globalisasi di lingkungannya.
· Mengidentifikasi contoh-contoh globalisasi.
· Menanyakan kepada siswa contoh-contoh globalisasi di linkungannya.
· Pemberian tugas secara individu.

3. Kegiatan Penutup
· Pembahasan hasil kerja siswa.
· Pengumpulan hasil kerja siswa.

VI. Penilaian
- Penilaian melalui proses pengamatan.
- Penilaian pilihan ganda, isian dan jawaban singkat
- Perbaikan dan pengayaan

VII. Sumber / Alat
Buku paket PKn kelas IV.
Buku penunjang
Nara sumber
Surat kabar.



Contoh RPP PKn di SD dengan model pembelajaran induktif


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester : IV / 2
Waktu : 2 Jam Pelajaran ( 1 x Pertemuan )


I. Standar Kompetensi
- Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.

II. Kompetensi Dasar
- Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

III. Indikator
- Menunjukkan contoh-contoh pengaruh positif dan negatif globalisasi di lingkungannya.
- Membandingkan pengaruh positif dan negatif globalisasi di lingkungannya

IV. Materi Pokok
- Pengaruh positif dan negatif globalisasi di lingkungannya.

V. Langkah-langkah Pembelajaran

A.Pertemuan I
1. Kegiatan Awal
§ Apersepsi
§ Berdo’a dan mengecek kehadiran siswa.
§ Tanya jawab contoh-contoh globalisasi di lingkungannya.

2. Kegiatan Inti
§ Menunjukkan contoh-contoh pengaruh positif globalisasi di lingkungannya.
§ Menunjukkan contoh-contoh pengaruh negatif globalisasi di lingkungannya.
§ Membandingkan pengaruh positif dan negatif globalisasi di lingkungannya.
§ Menyimpulkan pengertian pengaruh positif globalisasi.
§ Menyimpulkan pengertian pengaruh negatif globalisasi.
§ Penugasan secara kelompok.

3. Kegiatan Penutup
§ Pembahasan hasil kerja kelompok.
§ Pengumpulan hasil kerja kelompok.
§ Pemberian motivasi

VI. Penilaian
§ Pertemuan ke-2 melalui proses pengamatan kerja kelompok
§ Isian dan jawaban singkat
§ Perbaikan dan pengayaan

VII. Sumber / Alat
· Buku paket PKn kelas IV.
· Buku penunjang
· Nara sumber
· Majalah & TV

By Nanik Ernaw

1 komentar:

Mantan Pencuri Cinta mengatakan...

Sepertinya definisi Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Nonformal terbalik. Kebetulan saya berkecimpung dalam bidang Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI), salah satu direktorat jenderal dibawah Departemen Pendidikan Nasional.